KULIAHALISLAM.COM - Setelah Qabil membunuh Habil, Allah menunda siksaan bagi
Qabil. Ibnu Katsir menyatakan bahwa Qabil ibn Adam menetap di wilayah bernama
Nud yang terletak di wilayah sebelah Timur And (Yaman).
Penduduk setempat
menyebut daerah itu dengan sebutan Qanin. Qabil menikah dan mempunyai anak
bernama Khanukh. Khanukh mempunyai anak bernama Andar. Andar mempunyai anak
bernama Mutawasyil dan Mutawasyil memiliki anak bernama Lamik. Lamik menikahi
dua perempuan bernama Ada dan Shila.
Ada melahirkan seorang putra bernama Abil yang menempati wilayah
Al-Qubab dan ia adalah orang yang pertama yang menyimpan harta benda. Ada juga
melahirkan anak bernama Naubil. Naubil merupakan orang yang pertama membuat
alat-alat musik sejenis gitar dan rebana. Sementara itu, Shila melahirkan putra
bernama Tubilqin. Tubilqin merupakan orang pertama yang mengolah besi dan
tembaga. Shila juga memiliki anak bernama Ni’ma.
Di dalam kitab Taurat disebutkan bahwa Nabi Adam dan Sayyidah Hawa memiliki anak bernama Syits. Syits kemudian memiliki seorang putra bernama Anways. Para Ahli Kitab menyatakan bahwa umur Nabi Adam ketika Syits dilahirkan adalah 130 tahun.
Setelah itu Nabi Adam menjalani hidupnya selama 800 tahun. Adapun umur Syits
ketika Anways lahir adalah 165 tahun. Setelah itu Syits menjalani hidupnya
selama 807 tahun. Selain itu Syits juga memiliki beberapa putra dan putri
lainnya.
Anways mempunyai anak bernama Qinan. Saat Qinan lahir, Anways berusia 90 tahun. Setelah itu Anways menjalani hidupnya selama 815 tahun. Pada usia 70 tahun, Qinan memiliki anak bernama Mihlayil. Setelah itu, ia menjalani hidupnya selama 840 tahun.
Ketika Mihlayil berusia 65 tahun, ia dikaruniai anak bernama Yurad.
Setelah itu Yurad hidup selama 800 tahun dan memiliki beberapa putra dan putri.
Ketika Khunukh berusia 65 tahun, ia dikaruniai putra bernama Matwasalkh. Ketika
Matwasalkh berusia 187 tahun, ia dikarunia anak bernama Lamik.
Ketika Lamik
berusia 182 tahun, ia memiliki anak bernam Nabi Nuh. Lamik hidup selama 595
tahun. Ketika Nabi Nuh berusia 500 tahun, ia dikaruniai anak bernama Sam, Ham
dan Yafits. Imam Abu Ja’far ibn Jarir menyebutkan sebagian penjelasan sejarah
di dalam Kitab Tarikh-nya : “ Hawa melahirkan anak-anak keturunan Adam
sebanyak empat puluh anak dengan dua puluh kali kehamilan”. Pendapatnya
sama juga seperti yang dikemukakan Ibnu Ishaq.
Ada juga Ulama menyatakan bahwa Hawa mengandung sebanyak 120 kali. Setiap kali hamil, ia melahirkan dua anak kembar ; laki-laki dan perempuan. Putranya bernama Qabil dengan kembarannya bernama Qalima.
Adapun putra bungsunya bernama Abdul Mughits
dengan kembaran putri bungsunya bernama Ummul Mughits. Setelah itu
bertebaranlah anak-anak Nabi Adam di muka bumi. Allah berfirman : “ Hai
sekalian manusia. Bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian
dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya
Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak” (Q.S An-Nisa
:1).
Para ahli sejarah menyatakan bahwa Nabi Adam tidak wafat sebelum ia menyaksikan anak dan cucunya berjumlah 400 ribu jiwa. Nabi Adam memiliki anak putra bernama Syits. Makna Syits adalah “Anugerah Allah’.
Nabi Adam dan Hawa memberi nama anaknya
Syits karena ia mendapatkan karunia putra tersebut setelah terbunuhnya Habil.
Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadis yang berasal dari Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam :“Sesungguhnya, Allah menurunkan 140 Suhuf
(lembaran-lembaran). Sebanyak 50 Suhuf diturunkan kepada Syits”, (H.R Ibnu
Hibban).
Muhammad Ibnu
Ishaq berkata “Ada yang berpendapat bahwa semua nasab (garis keturunan)
anak-anak cucu Nabi Adam saat itu berakhir pada Syits. Sementara itu, anak-anak
Nabi Adam lainnya terputus nasabnya alias musnah”. Ketika Nabi Adam wafat
pada hari jumat, Malaikat menemui Nabi Adam sambil membawa balsam dan kain
kafan yang berasal dari surga. Ibnu Ishaq berkata : “ Pada hari wafatnya
Nabi Adam itu terjadi gerhana bulan dan matahari selama 7 hari dan 7 malam”.
Para ulama
berbeda pendapat tentang pemakaman jenazah Nabi Adam. Menurut pendapat para
yang terkenal, jenazah Nabi Adam dimakamkan di suatu pegunungan saat beliau
diturunkan dari surga yaitu di Hindi (India). Ada pula sebagian kecil Ulama
menyatakan Nabi Adam dimakamkan di Jabal Abu Qubais yang berada di Mekah. Ada
juga sumber menyatakan bahwa ketika terjadinya banjir besar, Nabi Nuh
memindahkan peti jenazah Nabi Adam ke Baitul Maqddis, sebagaimana yang
diriwayatkan Ibnu Jarir.
Atha’
Al-Khuraisini dan Ibnu Asakir berkata : “Saat Nabi Adam wafat, semua mahluk
menangisi Nabi Adam selama tujuh hari”. Setelah Nabi Adam wafat, yang
memikul tanggung jawab dan tugas selanjutnya adalah putra beliau bernama Syits.
Syits merupakan seorang Nabi. Ketika ajal Syits hampir tiba, ia berwasiat
kepada putranya bernama Anwasy. Setelah Anways wafat, tugas tersebut dilanjutkan putranya bernama
Qanin.
Setelah Qanin
wafat, ia digantikan oleh Mahlayil. Mahlayil dianggap sebagai raja oleh
masyarakat Persia. Mahlayil juga merupakan orang pertama yang membangun kota
Babilonia dan As-Sus Al-Aqsa (Khazakstan). Ia juga orang yang berhasil mendesak
Iblis dan bala tentaranya ke ujung bumi. Ia memiliki mahkota kerajaan yang
agung dan pernah berpidato di hadapan manusia. Ia memegang kekuasaanya selama
empat puluh tahun.
Setelah Mahlayil wafat, kekusaannya dilanjutkan oleh putranya bernama Yarad. Yarad memiliki putra bernama Khanukh yang dikenal dengan Nabi Idris. Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “ Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi dan Kami mengangkatnya ke martabat yang tinggi”, (Q.S Maryam 56-57).Allah memuji Nabi Idris dan menyebutnya sebagai seorang nabi dan orang yang sangat menyukai kebenaran. Nabi Idris yang dimaksud adalah Khanukh.
Sumber : Ibnu katsir dalam kitab Qashash al-Anbiya (edisi terjemahan : Sejarah Para Nabi) yang diterbitkan oleh Qisthi Press.