![]() |
(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
KULIAHALISLAM.COM - Islam merupakan sebuah agama yang diyakini oleh mayoritas umat manusia, telah menjadi jalan hidup yang mengayomi kebahagiaan hidup pemeluknya, baik semasa hidup maupun setelah hari berbangkit kelak. Islam memiliki fondasi utama yang relevan dan berperan memberi petunjuk ke jalan yang benar (shirat al-mustaim), yakni Al-Qur’an. Itu semua terbukti dari aktifitas manusia yang kerap melibatkan Al-Qur’an sebagai acuan hidup mulai dari perkara besar hingga problema kecil sekalipun. Sebaliknya, manusia yang mengabaikan perintah Al-Qur’an disinyalir akan lebih kurang beruntung dalam menjalankan dinamika sosial kehidupannya. Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam berisikan firman Allah Swt. Selain nama Alquran, masih banyak nama lain, di antaranya al-Kitab, al-Furqan, al-Zikr, Hudan, al-Syifa, terutama untuk kegelisahan hati, dan al-Mau'izah (nasehat). Sebagai sumber utama ajaran Islam, Al-Qur'an terus dipelajari, sehingga tampak bahwa mempelajari Al-Qur'an adalah suatu kewajiban. Selain itu, memahami Alquran dengan sepenuh hati diyakini mampu mengubah perilaku hidup manusia itu sendiri.
Arti Kebaikan
Kebaikan berasal dari
kata baik, yang artinya
elok, patut, teratur (apik, rapi, tidak ada
celanya dan sebagainya), mujur, beruntung (tentang nasib), menguntungkan
(tentang kedudukan dan sebagainya), berguna, manjur (tentang obat dan sebagainya),
tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan dan sebagainya), jujur, sembuh, pulih (tentang luka, barang yang rusak dan sebagainya), selamat, tidak kurang suatu apa), selayaknya, sepatutnya, (untuk menyatakan setuju), kebajikan. Kebaikan adalah sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku (Depdiknas, 2008; 118- 119).
Bahasa Arab konsep baik
itu adalah diambil dari
istilah ‘al-khair’ yang berarti kebaikan.
Kata ‘al-khair’ seakar dengan kata
ikhtiar yang berarti memilih atau kepemilihan.
Secara leksikal kata ‘al-khair’ yaitu
apa saja yang dipilih dan dikehendaki oleh
manusia. Dengan demikian maka apa saja
yang diinginkan oleh manusia adalah baik.
Istilah lain kebaikan adalah sesuatu atau
tindakan-tindakan yang berasal dari pilihan
dan keinginan manusia (Fauziah, 2019;
77).
Mengutip Baruch Spinoza:
“seseorang tidak menginginkan sesuatu karena diyakini
sebagai kebaikan, tetapi sebaliknya, sesuatu itu disebut baik karena seseorang menginginkannya. Tentunya, segala sesuatu yang dibenci, dapat sebut buruk”(Spinoza, 2006; 64). Pada kesempatan lain ia mengatakan: “mencari, menginginkan dan berusaha mendapatkan sesuatu bukan karena menganggapnya baik, tetapi sebaliknya, karena seseorang menginginkan, berusaha dan mencarinya, maka menyebut sesuatu itu baik (Spinoza, 2006; 64).”
1.
Dalil Tentang Kompetisi Dalam Kebaikan
Al Qur’an pada Surah
al-Baqarah (2) ayat 148, yang
berbunyi: Artinya: "Bagi
setiap umat ada kiblat yang dia
menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah
kamu dalam berbagai
kebajikan. Di mana saja kamu
berada, pasti Allah akan mengumpulkan
kamu semuanya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala
sesuatu". Secara umum ayat ini dapat dipahami sebagai dorongan kepada umat Islam agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.
Pada ayat ini, Allah SWT.
Menerangkan bahwa bagi setiap
pemeluk suatu agama mempunyai
kiblatnya sendiri-sendiri, tentunya kiblat itulah yang menjadi kecenderungan
mereka untuk menghadap sesuai dengan
keyakinan mereka, dan kaum muslimin
mempunyai kiblat yang ditetapkan
langsung oleh Allah SWT. Yaitu Ka’bah. Dalam ayat tersebut juga, Allah SWT. selalu memerintahkan umat Islam untuk senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul-khoirot).
Menghadap ke kiblat (Ka’bah) harus dipahami bahwa umat Islam adalah satu. Makna dalam ayat ini yang dapat kita ambil yaitu hendaknya kita giat dalam bentuk kebaikan. Selain itu ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah nantinya akan mengumpulkan semua manusia, dimanapun dan dari arah manapun mereka berada. Tidak ada seseorang pun yang luput dari pengawasan Allah SWT. Semua akan diperlihatkan seluruh amalnya baik itu amal baik maupun amal buruk dan semuanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan amalnya masing-masing.
Bentuk
Berkompetisi Kebaikan dalam
Sehari-Hari
Adapun
bentuk berkompetisi dalam kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari di antaranya:
a. Berlomba
membantu sesama saudara
Salah satu
berkompetisi dalam melakukan
kebaikan yaitu membantu sesama
saudara. Hal tersebut dilakukan apabila
sesama saudara akan haus dari pertolongan
manusia. Dan sesama manusia harus
saling membantu supaya jika mendapatkan
kesusahan akan dibantu juga dengan
orang lain.
b. Berlomba
menghafal Al-Qur’an
Apabila ada
seorang Muslim untuk melakukan
kebaikan seperti berlomba menghafalkan
al-qur’an, pahala yang di dapat akan
terus mengalir. Berlomba dalam menghafalkan
al-qur’an banyak berbagai macam
tantangan maupun ujian. Oleh karena itu
umat muslim harus sabar dalam menjalaninya.
c.
Istiqomah berpuasa
Dalam
melakukan lomba kebaikan salah
satunya yaitu berlomba untuk berpuasa.
Karena dalam hal berpuasa bisa menahan
emosi diri dan mendapatkan pahala yang
berlipat ganda. Orang yang lomba untuk
berpuasa maka ketika berdoa diterima
oleh Allah SWT.
d. Berlomba
dalam bersedekah
Ada pula
dalam berlomba-lomba untuk
kebaikan dengan melakukan bersedekah.
Sifat yang timbul karena peduli terhadap
orang lain menjadikan orang untuk selalu
bersedekah. Dalam bersedekah tidak akan
mempersempit rezeki, melainkan akan memperluas
harta.
e. Berlomba
untuk berakhlak mulia
Sebuah amal
perbuatan dikatakan bermanfaat kebaikan jika di niati ikhlas
karena Allah, pengertian dari berlomba-lomba
dalam kebaikan disini adalah
berlomba dalam mencari kebaikan yang
diridhai oleh Allah. Banyak ayat AlQur’an dan Hadis Nabi yang menjelaskan tentang berkompetisi dalam kebaikan. Sebagai manusia ciptaan Allah sudah sepantasnya kita untuk berlomba dalam mencari karuniaNya, dan untuk mencari karuniaNya salah satunya adalah dengan berbuat kebaikan untuk bekal di hari akhir nanti.