KULIAHALISLAM.COM - Dalam sejarah Islam baik bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis ataupun riwayat para Ulama menyebutkan bahwa sejak diturunkkan Nabi Isa Al-Masih kepada kaum bani Israel, mereka memusuhi Nabi Isa Al-Masih dan risalah Islam yang disampaikannya. Bahkan para Rabi Yahudi berupaya melakukan pembunuhan terhadap Nabi Isa Al-Masih sebagimana yang mereka lakukan kepada Nabi Zakariya alaihisallam dan Nabi Yahya alaihisallam.
Bani Israel berencana menyalibkan
Nabi Isa Al-Masih di dalam hutan rimba namun makar mereka digagalkan oleh
Allah.Allah mengutus Malaikat Jibril alahisalam untuk memberitahukan rencana
Bani Israel tersebut dan Allah menjanjikan akan menyelamatkannya dari kaum kafir.
Pada saat Bani Israel akan menangkap Nabi Isa Al-Masih, Allah mengangkat Nabi
Isa Al-Masih ke langit dan yang mereka salibkan adalah murid Nabi Isa yang
berkhianat kepadanya. Allah menyerupakan wajah sahabatnya yang berkhinat itu
dengan Nabi Isa sehingga ialah yang disalibkan dirinya sebagai hukuman Allah
terhadapnya atas pengkhianatannya.
Ibnu Katsir dalam bukunya “Qashasah
al Anbiya (Sejarah Para Nabi) menyebutkan riwayat Ishaq ibn Bisyir menyebutkan
riwayat hadis dari Mujahid ibn Jubair : “ Sesungguhnya ketika orang Yahudi
melakukan penyaliban terhadap orang yang diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa,
dalam pandangan mereka, mereka mengira bahwa orang itu adalah Isa Al-Masih”. Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 157, Allah
berfirman :
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا ٱلْمَسِيحَ عِيسَى
ٱبْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ
لَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِۦ
مِنْ عِلْمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا
Arab-Latin: Wa qaulihim innā
qatalnal-masīḥa 'īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa
lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum
bihī min 'ilmin illattibā'aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā. Artinya: Dan
karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa”.
Selain dalam Al-Qur’an, redaksi Nabi
Isa diangkat Allah ke langit terdapat dalam Injil sendiri. Markus mencatat bahwa
sesudah Tuhan Yesus menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada murid-murid-Nya,
terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (Markus
16:19). Kata kerja "terangkat" sama dengan yang digunakan
dalam Kisah Para Rasul 1:2.
Lukas mencatat: Yesus membawa mereka ke luar kota Yerusalem sampai
dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan
ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke
sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem
dengan sangat bersukacita. (Lukas 24:50-52).
Mengapa Yahudi Memusuhi Isa Al-Masih
Prof.Dr. Muhammad Shalabi
menyebutkan bahwa bangsa Yahudi memandang remeh akan Nabi Isa dan tidak
mengetahui akan kerasulannya serta mukjizat-mukjizat yang ditunjukannya.
Pembicaraan mengenai Nabi Isa Al-Masih dikalangan Yahudi sangat ringkas. Tentang
Nabi Isa tidak banyak dibahas dalam sejarah agama Yahudi dan dalam buku-buku
mereka juga tidak menyinggung soal Nabi Isa. Inilah yang menyebabkan sebagian
orang Barat menganggap bahwa Nabi Isa hanyalah suatu peribadi dongengan yang
diada-adakan, tidak merupakan kebenaran nyata.
Apabila orang Yahudi ada yang
membiacarakan Nabi Isa dan hal terbunuhnya maka bukanlah oleh karena hal itu
disebutkan dalam buku sejarah yang mereka warisi dari nenek moyang mereka atau
dari guru-guru mereka, melainkan oleh karena mereka mendengarnya dari
ucapan-ucapan orang Kristen bahwa Al-Masih itu datang dibunuh oleh orang-orang
Yahudi.
Dr. Israel Wilkinson berkata : “Soal
terbunuhnya Isa Al-Masih pernah tercantum di dalam Talmud, tetapi orang-orang
Yahudi mengeluarkannya dari sana agar mereka tidak terganggu oleh agama Kristen
setelah agamanya tersiar”. Yahudi tidak mengakui Isa sebagai Al-Masih tapi
mengakui adanya Al-Masih atau Messias.
Guignebert dalam bukunya “ The
Jewish World in The Times of Jesus” menyatakan bahwa bangsa Yahudi meyakini
sang Al-Masih bukanlah seorang manusia biasa, malahan dari langit (heavenly
person) dan seorang sakti yang dijadikan Allah sebelum beberapa abad yang
lampau. Ia menetap sampai saatnya ia diutus. Ia bergelar “anak manusia” yakni
ia akan mucul dalam rupa manusia walaupun tabaitnya bercampuraduk di antara
tabiat Tuhan dan manusia. Dalam keyakinan Yahudi, Al-Masih berarti yang disapu
dengan minyak berkat karena mereka pernah menyapukan para Raja, Nabi-Nabi,
Kahin-Kahin dan Patriach-Patriach.
Mula-mula sekali mereka menganggap
Al-Masih adalah seorang Raja, penahluk yang menang dari keturunan Nabi Daud
yang mereka namakan Allah. Mereka mempercayakan juga bahwasnya Al-Masih itu
akan datang lagi untuk mengembalikan kebesaran Israel dan menyatupadukan kaum
Yahudi di Palestina serta mengafrbsahkan hukum-hukum Taurat.
Jadi, Al-Masih menurut Yahudi
bukanlah Nabi Isa tetapi sosok penyelamat yang akan menyelamatkan bangsa Yahudi.
Arthur Hertzberg dalam bukunya “Judaism” menyebutkan dan apabila Al-Masih,
penahluk dan pejuang yang telah lama ditunggu-tunggu itu tidak datang juga,
maka mereka pun akan memikirkan pula akan Al-Masih yang lain yaitu Al-Masih
seorang yang bersosial tinggi, adil dan sopan santun.
Asya’ya memberikan gambaran terkait
Al-Masih yang ditunggu-tunggu itu diantaranya adalah :
1.
Inilah anak
seorang dara yang mengandung dan melahirkan seorang putra ;
2.
Akan lahir bagi
kami seseorang anak laki-laki dan akan dianugrahkan seorang anak laki-laki dan
kepemimpinanpun akan berada di atas pundaknya, dia akan dipangil dengan nama
yang aneh dan menjadi Tuhan yang berkuasa, bapak kekal, pemimpin bagi keamanan
disebabkan karena terlalu matang sekali sifat kepemimpinanya. Dia akan
menggantikan kerajaannya untuk ditetapkan dan dikuatkan dengan kebenaran dan
kebajikan dari sekarang sampai selama-lamanya;
3.
Pada hari itu
Tuhan ini akan mengembalikan kekuasaannya sekali lagi untuk memelihara
sisa-sisa bangsanya di Asyur di Mesir, di Humah dan pulau-pulau lain. Dia akan
menyanjung panji-panji untuk umat sekalian dan menyatukan bani Israel dari
pengikut-pengikutnya Yahuza yang telah berpecah itu dari empat penjuru alam.
Pemikiran Yahudi telah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan
Al-Masih ini. Setiap kali mereka ditimpa bencana dan malapetaka, mereka selalu
memperbaharui cita-cita itu. Margolis dan Marx dalam bukunya berjudul “ A
History of The Hebrew” : menyebutkan bahwa : “ Bangsa Yahudi dalam kitab
Talmudnya menyatakan bahwa Yasu’ (Isa) berada di dalam dasar neraka Jahim di
antara minyak panas dan api, sebab ia telah dilahirkan melalui ibunya melalui
jalan dosa”.
Jadi, Bani Israel mengingkari
kenabian Isa Al-Masih dan mereka meyakini akan datangnya Al-Masih menurut versi
mereka sendiri. Berbeda dengan Islam, ajaran Islam mengimanai kenabian Nabi Isa
dan memuliakan ibunya Maryam binti Imran. Di antara agama samawi, Islam
merupakan agama paling toleransi tinggi karena kaum Nasrani tidak mengakui
kenabian Muhammad Shallallahu alaihi wasallam namun Islam mengimani Isa
Al-Masih dan Yahudi tidak mengimani Nabi Isa dan Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam tapi Islam meyakini dan memuliakan Nabi Isa dan Nabi Musa
karena para Nabi sesungguhnya adalah bersaudara.
Penulis : Rabiul Rahman Purba, S.H