Ia mempelajari ilmu fikih dan ilmu kalam di Jurjaniya
dan Nisabur. Gurunya di bidang ilmu kalam adalah Abu al-Qasim al-Ansari. Ibnu
Khallikan menyatakan bahwa Syahrastani termasuk pengikut Mazhab Asy’ariah.
Namun San’ani (Ulama ahli Kalam) mengatakan bahwa ia seseorang yang berafiliasi
pada Mazhab Syiah Ismailiyah.
Semasa hidupnya ia pernah mengadakan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan kemudian kembali ke tanah kelahirannya setelah terlebih dahulu menetap selama tiga tahun di Baghdad (Irak) yang ketika itu merupakan pusat ilmu dan kebudayaan untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuannya. Ia sempat memberikan kuliah di Universitas Nizamiah. Selesai menuntut ilmu di Baghdad, ia kemudian mantap di Khurasan sampai wafat.
Imam Syahrastani mempunyai beberapa karya tulis dan
yang paling terkenal adalah Al-Milal wa an-Nihal (Agama dan Aliran-Aliran),
suatu kitab yang dikenal secara luas memberikan penjelasan tentang perbandingan
agama, sekte-sekte keagamaan dan filsafat.
Kitab lainnya
ialah Nihayat al Iqdam fi ‘Ilm al-Kalam yakni kitab mengenai ilmu kalam,
Kitab Musana ‘at al-Falasifah yang membahas tentang filsafat metafisika
dan Tarikh al-Huqama yang membahas tentang perdebatan para filsuf
terutama mengenai Tahafut al-Falasifah karya Imam Al-Ghazali.
Hampir seluruh dasar pemikiran Imam Syahrastani dimuat dalam Kitab Al-Milal wa An-Nihal. Dalam bab pendahuluan diuraikan empat hal.
Pertama yaitu pembagian penduduk dunia dilakukan atas tujuh iklim dunia
arah mata angin dan bangsa-bangsa besar dunia. Kedua, masalah-masalah yang
mendasari terjadinya perselisihan-perselisihan dalam Islam meliputi masalah
sifat-sifat Allah ; kadar (ketentuan Allah), al-‘Adl (keadilan), Al-Wa’d
(janji), al-wa’id (ancaman), asma (nama keagungan), al-‘aql
(akal), ar-risalah (kerasulan) dan Imamah (kepemimpinan).
Ketiga, kesesatan pertama kali muncul di dunia. Sumber
pelakunya yang pertama dan yang memunculkannya kemudian adalah Iblis yang
melakukan pembangkangan terhadap perintah Allah.
Keempat,
sebab-sebab fundamental yang melatarbelakangi perpecahan dalam Islam pada masa
akhir hayat Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang berpengaruh
besar bagi kehidupan keagamaan dan politik adalah masalah-masalah berikut :
- Kondisi sakit Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan pesan tertulisnya kepada umat Islam agar tidak tersesat sepeninggalnya.
- Pemberangkatan tentara ke Medan perang yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sakit dan keharusan untuk taat kepadanya.
- Wafatnya Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang menimbulkan persoalan teologis yang besar pada saat itu.
- Tempat pemakaman jenazah Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan pilihan antara Madinah, Mekah dan Yerusalem.
- Masalah Imamah sepeninggal Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
- Masalah Fidak yaitu perkampungan Yahudi yang terletak di utara Madinah dan masalah harta warisan Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
- Penyerangan terhadap mereka yang menolak mengeluarkan zakat karena dianggap kafir.
- Penentuan Abu Bakar As Siddiq menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
- Masalah permusyawaratan dan perbedaan pendapat di dalamnya.
Dalam Al-Milal wa-Anihal, Imam Syahrastani
memberi kajian dan membuat klasifikasi sistem-sistem keagamaan serta filsafat dengan
mengaitkan segi-segi ortodoksinya. Ia mengkaji aliran-aliran teologi dalam
Islam yang meliputi Muktazilah, Syiah, Batiniah, Khawarij, Murijiah dan
Asy’ariah.
Kemudian Ia juga membahas agama ahli kitab yaitu Yahudi dan Kristen dan agama-agama yang mempunyai semi kitab suci seperti Majusi, agama yang mempercayai adanya dua Tuhan yakni cahaya dan gelap, agama Shabiyah.
Ia juga menguraikan prinsip-prinsip filsafat Yunani dan
tokoh-tokohnya setelah memberi laporan ringkas mengenai filsafat Islam yang dalam
perkembangannya telah dipengaruhi oleh filsafat Yunani (Helenisme). Terakhir ia
memberi uraian singkat mengenai agama-agama di India.
Dimensi yang menonjol pada kitab Al-Milal wa
An-Nihal ialah bahwa Imam Syahrastani cenderung mengungkapkan perspektif
pemikiran filosofis fakta-fakta agama yang sedang dikajinya dan lebih tertarik
pada ide-ide sentral yang terkandung didalamnya.
Para ahli perbandingan agama maupun sejarah agama
menilai bahwa kitab Al-Milal wa An-Nihal merupakan karya Imam Syahrastani
yang terpenting, berisi literatur perbandingan agama dan sekte-sekte kegamaan
yang pertama kali di dunia Islam.
Dari segi
analisis sistem pemikiran keagamaan dan filsafat, Imam Syahrastani menunjukkan
reputasi yang tinggi sehingga ia dinilai oleh para ahli perbandingan agama
sebagai seorang yang objektif dan beranalisis tajam. Kitab Al-Milal wa
An-Nihal telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia antara lain
bahasa Persia Turki, Jerman dan Inggris serta Indonesia.